KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan dapat dibaca oleh semua pihak ataupun kalangan.
Makalah ini disusun dengan berbagai sumber yaitu media cetak , media elektronik dan berbagi media pendukung lainnya. Makalah ini dibuat dengan berbagai tujuan yaitu sebagai tugas kuliah ,menanbah pengetahuan dibidang agama islam ”AKHLAK PERAWAT MENGHADAPI KLIEN ”. Penyusunan makalah ini berusaha merangkum semua yang berhubungan dan memberikan gambaran bahan kuliah dengan harapan agar semua mahasiswa lebih dapat memahami.
Materi yang kami paparkan dalam makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik yang bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.
Magelang, 11 September 2015
Diyah
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Di kehidupan
ini banyak pand angan masyarakat yang tidak benar tentang perawat seperti perawat
memiliki sifat yang jahat namun pandangan ini akan
dibenarkan dalam makalah ini.Ilmu keperawatan sangatlah terkait dengan pendidikan agama islam karena untuk menjadikan
seorang perawat diwajibkan memiliki sifat yang berakhlak islam.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan
menyampaikan beberapa sifat – sifat keperawatan dalam akhlak islam. Selain itu
juga ingin memperdalam tentang pendidikan agama islam. Dimana telah diketahui
bahwa pendidikan agama islam adalah suatu ajaran yang benar yang berlandaskan al-qur’an dan
as-sunnah.
Dan tentunya akhlak islam dalam
keperawatan itu akan kita peroleh dari pembelajaran pendidikan agama islam,
maka dari itu melalui Makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan menerangkan prinsip – prinsip akhlak
islam agar menciptakan seorang perawat yang berakhlak islam.
1.
Apa pengertian akhlak dan etika itu ?
2.
Apa sifat sifat akhlak islam yang
wajib diimiliki ?
3.
Siapa yang memiliki sifat
akhlak islam itu ?
4.
Bagaimana cara berakhlak kepada pasien non islam dan islam itu?
1.
Untuk mengetahui pengertian
akhlak dan etika
2.
Untuk mengetahui sifat – sifat
akhlak yang wajib dimiliki
3.
Untuk mengetahui siapa yang memiliki
sifat akhlak
4.
Untuk mengetahui bagaimana cara
berakhlak kepada non islam dan islam
BAB II
PEMBAHASAN / ISI MATERI
1. Pengertian Akhlak dan Etika Dalam Islam
Akhlak adalah perangai atau karakter
seseorang ketika bertindak dan berperilaku atau aplikasi atau penerapan teori
tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip
dan konsep yang membimbing manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya
yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya.
Sedangkan
pengertian beraklak dalam profesi keperawatan adalah akhlaq khusus yang
mengatur tanggung jawab moral para perawat dalam bertingkah laku terhadap
pasien dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kesehatan.
Dalam islam,
sebagai sebuah agama yang juga menjadi identitas seorang muslim. Islam di
turunkan ke bumi untuk membenahi dan memperindah akhlak manusia.
Akhlak ialam sangatlah penting,
karena akhlak itu ciri setiap individu dalam mengisi hidupnya.
Akhlak tah hanya keshalihan
individu, tetapi jugamenjadi kebaikan kolektif yang menjadikan hidupnya maju
dan berkembang. Akhlak tak hanya menyoroti masalah ibadah ritual, atau
bagaimana perilaku kepada orang lain, tetapi juga etos kerja, management diri
dan waktu, dan sifat serta kebiasaan baik lainya.
Realisasi akhlak islam adalah
realisasi keimanan seseorang. Dengan motivasi ibadah, meraih keridhoaan Allah
SWT, maka seseorang akan berusaha untuk selalu memperbaiki dirinya hingga
sesuai dengan ketentuan Al-qur’an dan As-sunnah Nabi Muhammad SAW. Dari Abu
Hurairah ra. Rasulullah SAW pernah ditanya tentang criteria orang yang paling
banyak masuk syurga. Beliau menjawab, “Taqwa kepada Allah dan akhlak yang
baik.” (HR. Tirmidzi dan ahmad). Bahkan orang yang terbaik dilihat dari factor
perilaku akhlaknya, sebagaimana dalam hadist, “Sesungguhnya sebaik-baik kalian
ialah yang terbaik akhlaknya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Akhlak islam mulanya telah
dicontohkan oleh nabi kita Muhammad SAW. “Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada
diri Rasulullah itu suri teladan yang baik, yaitu bagi orang yang mengharap
rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS.
Al-Ahzab:21). Dan di ayatnya yang lain, “Sesungguhnya engkau (Muhammad)
berakhlak yang agung.” (QS. Al- Qalam :4). Kualitas ibadah beliau sangat
tinggi. Management diri dan waktu beliau luar biasa, pada suatu saat menjadi
panglima perang, pemimpin Negara yang mumpuni, disaat lain bisa menjadi ayah
yang baik dan suami penyayang.
Anas bin Malik ra. Pernah berkata,
“Selama sepuluh tahun saya melayani Rasulullah SAW, belum pernah saya dibentak
atau di tegur perbuatan saya: mengapa engkau berbuat ini?atau mengapa engkau
tidak mengerjakan itu?.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Etika adalah peraturan atau norma
yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan
dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan
suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.
Etika
keperawatan adalah norma-norma yang di anut oleh perawat dalam bertingkah laku
dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan lainnya di suatu
pelayanan keperawatan yang bersifat professional. Prilaku etik akan dibentuk
oleh nilai-nilai dari pasien, perawat dan interaksi sosial dalam lingkungan.
Dalam agama
islam kita selalu di anjurkan berbuat adil baek sesama muslim maupun non muslim
begitu juga halnya dengan tenaga kesehatan tidak ada larangan bagi perawat
muslim untuk mengobati pasien non muslim tetapi harus dengan tatacara dan aklaq
yang baek sebagai mana tercantum dalam al-qur'an:
لَا
يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ
يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ
اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِين
Artinya :
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu
dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS.
Al Mumtahanah : 8)
2. Cara Berakhlak kepada Pasien Muslim dan Nonmuslim
Pasien
Muslim
Sebelum
membicarakan akhlak atau sifat-sifat yang wajib dimiliki oleh Tenaga kesehatan
Muslim, maka lebih dahulu hendaknya diketahui apa maksud dan tujuan kita
mendirikan Rumah Sakit Islam. Sebagai suatu gerakan Islam, tentu saja tujuan
hakiki dari segala usaha dan gerak langkahnya didasarkan kepada pengabdian
kepada Allah SWT. semata, sesuai dengan firman-Nya yang mengatakan : "Dan
tidaklah aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi kepada-Ku”1).
(QS. adzariyat 56)
Berdasarkan
ayat tersebut diatas maka setiap Muslim dalam pengabdiannya berkewajiban
menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam disegala bidang kehidupannya. Oleh
sebab itu maka semua daya upaya kaum muslimin, baik individu maupun masyarakat
dan negara, termasuk pula daya upaya mendirikan Rumah Sakit, semuanya
dimaksudkan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam yang didasarkan
pada pengabdian kepada Allah SWT.
A. FUNGSI
TENAGA KESEHATAN MUSLIM
Tenaga
kesehatan Muslim adalah unsur utama dalam kegiatan Rumah Sakit terutama dalam
perawatan dan pertolongan pasien, merekalah yang paling dekat kepada pasien dan
pengunjung Rumah Sakit, Tenaga kesehatan Muslim bertugas merawat dan menolong
pasien baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, yang ringan
maupun yang berat
Tenaga
kesehatan Muslim, tidak boleh melepaskan diri dari tugas dan kewajibannya menegakkan
dan menjunjung tinggi Agama Islam. Dengan kata lain, Tenaga kesehatan Muslim
tidak terlepas dari tugas dan kewajiban melaksanakan Da’wah Islamiyah sesuai
dengan kemampuannya di dalam bidangnya masing-masing
Jadi fungsi
Tenaga kesehatan Muslim pada garis besarnya ada dua, yaitu
1.
Sebagai tenaga para medis, yaitu melaksanakan tugas yang berhubungan dengan
perawatan / pertolongan pasien.
2.
Sebagai Da’i (mubaligh), yaitu mengingatkan, menasehati, dan memberi tuntunan
tentang ajaran Islam kepada pasien serta memberikan contoh mengamalkannya (Role
Model) sehingga diharapkan agar orang-orang yang sedang dan pernah dirawat di
rumah sakit akan bertambah taqwanya kepada Allah SWT.
B. AKHLAK
TENAGA KESEHATAN MUSLIM
Mengingat
fungsi Tenaga kesehatan Muslim seperti tersebut diatas, maka Tenaga kesehatan
Muslim wajib memiliki akhlak yang meliputi dua fungsi :
1.
Akhlak sebagai insan pengabdi kemanusiaan untuk mencari keridlo’an Allah SWT.
2.
Akhlak yang wajib bagi seorang da’i (mubaligh).
Kedua faktor
tersebut akan tersimpul didalam suatu rumusan dalam rangkaian akhlak yang wajib
bagi Tenaga kesehatan Muslim seperti dibawah ini :
1.
Melaksanakan tugas dengan tulus ikhlas karena Allah semata :
a. Merawat
pasien hendaklah diniati untuk pengabdian (ibadah).
b.
Benar-benar dengan niat yang ikhlas untuk beramal. Karena amal yang diterima
Allah hanyalah amal yang didasarkan pada keikhlasan .
c. Tidak
mengharapkan balasan atau pujian baik dari pasien maupun orang lain.
d. Selalu
optimis akan berhasil dalam tugasnya dengan baik.
2. Tenaga
kesehatan Muslim harus bersifat penyantun :
a. Orang
yang penyantun ialah yang halus perasaanya, lekas dapat merasakan kesukaran
orang lain (empaty), dan bisa bersikap menyesuaikan diri bila dia berhadapan
dengan orang yang ditimpa musibah, serta cepat memberikan pertolongan, karena
mengerti kebutuhan orang lain yang dihadapinya.
b. Tenaga
kesehatan Muslim harus yakin bahwa rahmat Allah selalu dekat kepada orang yang
berbuat santun.
c. Tutur
katanya lemah lembut kepada siapa saja terutama kepada pasien, rela dan cepat
memaafkan kesalahan orang lain. Karena memberi maaf kepada orang lain adalah
lebih utama dari pada memberi shodaqoh atau harta benda padanya.
d. Hanya
orang penyantunlah yang disantuni pula oleh Allah yang Maha Penyantun.
3. Ramah
tamah berdasarkan ukhuwah (persaudaraan) dalam pergaulan, kapan dan dimana ia
berada terutama terhadap pasien dan orang-orang yang dho’if (lemah/miskin) :
a.
Ketahuilah bahwa bermuka manis kepada orang yang sedang menderita sakit adalah
merupakan sebagian dari pada pengobatan.
b. Dan
ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan orang sakit, bukanlah harta
benda akan tetapi wajah yang berseri-seri dan budi pekerti yang baik.
4. Tenaga
kesehatan Muslim harus sabar dan tidak cepat marah :
a. Penyabar
dan pemaaf adalah salah satu dari budi pekerti yang luhur, yang sangat penting
dipelihara.
b. Walaupun
semua pasien membutuhkan pertolongan dan kasih sayang, tetapi tidak semua
pasien menunjukkan kasih sayang atau menjengkelkan. Akan tetapi melayaninya
dengan sabar adalah perbuatan yang terpuji disisi Allah. 14)
c.
Sebaik-baik senjata Tenaga kesehatan Muslim adalah sabar dan berdo’a.
5. Tenaga
kesehatan Muslim harus tenang dan tidak tergopoh-gopoh :
a. Jiwa
orang akan sangat membutuhkan ketenangan dan ketentraman, jauh dari pada
suara-suara yang keras, gerakan-gerakan yang hiruk-pikuk dan gaduh. Karena
tugas Tenaga kesehatan Muslim membutuhkan ketenangan dan perhatian yang
sungguh-sungguh.
b. Orang
yang melaksanakan pekerjaan dengan tenang dan berhati-hati, Allah akan
memudahkan pekerjan itu baginya dan akan terhindar dari berbagai kesukaran dan
kekeliruan.
6. Tenaga
kesehatan Muslim harus cepat, cermat, teliti dan lincah :
a. Pekerjaan
Tenaga kesehatan Muslim cukup ruwet dan sulit. Oleh karena itu Tenaga kesehatan
Muslim hendaklah senantiasa teliti dan berhati-hati dalam menunaikan tugasnya.
b. Apabila
menghadapi sesuatu persoalan yang meragukan atau kurang jelas maka lebih baik
ditanyakan lebih dahulu kepada orang yang lebih tahu (ahlinya). Sebab pekerjaan
yang dilakukan dengan ragu-ragu lebih besar kemungkinannya akan menimbulkan
bahaya.
7. Tenaga
kesehatan Muslim harus tunduk, patuh dan disiplin :
a. Tenaga
kesehatan Muslim harus patuh pada petunjuk atasannya baik lisan maupun tulisan.
b. Tenaga
kesehatan Muslim harus disiplin dalam menunaikan tugasnya agar bisa terlaksana
dengan tertib dan teratur.
c. Mematuhi
dan melaksanakan petunjuk atasan tanpa membantah sekalipun kurang menyenangkan,
selama tidak menyalahi norma agama Islam, norma-norma kemanusiaan maupun etika
profesi dari tenaga kesehatan berbagai bidang ilmu.
8. Tenaga
kesehatan Muslim harus selalu bersih dan menjaga kebersihan, rapih, baik
jasmani maupun rohani :
a. Rohani
atau jiwa Tenaga kesehatan Muslim hendaknya selalu bersih dan suci dari
sifat-sifat : hasad (dengki), sentimen, takabbur (sombong) dan lain-lain sifat
yang tidak baik. Sebab hanya dari jiwa yang bersih dan sucilah akan memancarkan
sifat-sifat yang terpuji, sikap yang baik dan ucapan yang menyenangkan.
b. Tubuh dan
pakaian Tenaga kesehatan Muslim harus selalu bersih, rapih, sederhana dan tidak
berlebihan dalam bermake up atau memakai perhiasan.
9. Tenaga
kesehatan Muslim harus kuat menyimpan rahasia :
a. Penyakit
itu adalah salah satu ‘aib (noda) bagi orang yang sakit. Ada beberapa macam
penyakit yang merupakan ‘aib, hal ini sangat dirahasiakan oleh pasien. Agama
Islam tidak membenarkan seseorang membuka ‘aib orang lain. Oleh sebab itu
seorang Tenaga kesehatan Muslim tidak boleh membuka ‘aib pasien kepada orang
lain.
b. Orang
yang suka mebicarakan ‘aib orang lain, Allah SWT. mengancamnya dengan siksaan
yang sangat pedih, baik di dunia maupun di akherat kelak.
10. Tenaga
kesehatan Muslim harus bersifat jujur dan bertanggung jawab atas segala
tindakannya :
a.
Berbahagialah orang yang dapat memelihara amanat dan menepati janjinya.
b. Tugas dan
kewajiban yang dibebankan kepada Tenaga kesehatan Muslim adalah amanat yang
wajib dilaksanakan.
c. Jujur,
dapat dipercaya, suka berterus terang, selalu menepati janji, adalah sifat yang
terpuji dan harus dimiliki oleh Tenaga kesehatan Muslim.
v Pasien Non Muslim
Dalam islam
kita di ajarkan cara beraklaq yang baik dengan sesama muslim maupun non muslim,
kita di anjurkan bersikap adil kepada siapapun dalam bidang kesehatan.
Hendaknya seorang perawat muslim tidak membeda-bedakan antara pesien muslim dan
non muslim hendaknya seorang perawat mampu bersikap adil terhadap pasien selama
dalam batas-batas yang di perbolehkan agama
Dengan
begitu hendaklah perawat tetap memberikan perhatian terhadap perkembangan
kesehatannya, merawatnya secara baik, bersikap lemah lembut terhadapnya,
membantu memenuhi kebutuhannya selama dibawah perawatan kita sebagai perawat,
memberikannya makanan jika memang dirinya tidak memiliki atau membutuhkan
makanan, menutupi auratnya jika tersingkap, melunakkan suara, menunjukkan
keramahan terhadapnya, tidak ada salahnya anda mengucapkan kepadanya,”semoga
lekas sembuh”, sebagaimana disebutkan didalam shahih Muslim tentang seorang
sahabat yang meruqyah seorang kepala kampung—ada kemungkinan kampung kafir atau
kampung orang-orang bakhil, sebagaimana disebutkan Ibnul Qoyyim didalam kitab
“Madarij as Salikin—yang disengat oleh ular berbisa.
Namun
hendaklah berbagai perbuatan baik yang dilakukan seorang perawat muslim
terhadap para pasien non muslim yang tidak memerangi kaum muslimin itu tetap
dalam batas-batas yang wajar, sehingga tidak tampak seperti mengagungkan mereka
dan merendahkan dirinya sebagai seorang muslim.
Itu semua
juga merupakan sarana da’wah yang bisa anda gunakan untuk bisa melunakkan
kekerasan hatinya yang selama ini tertutupi oleh kekufuran dan jauh dari
kebenaran. Dengan begitu orang tadi akan merasakan keramahan dan kelembutan
anda terhadap dirinya walau berbeda agama dan pada akhirnya dia akan merasakan
kenyamanan dengan anda. Anda pun bisa memberikan sentuhan-sentuhan da’wah
lainnya di saat-saat luang, seperti tentang keesaan Allah, obat dari segala
penyakit ada di tangan-Nya hingga menawarkan islam kepadanya, sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Tsabit dari Anas bahwa seorang remaja
Yahudi yang biasa menmbantu Nabi saw—sakit dan Nabi saw mendatanginya—untuk
menjenguknya lalu beliau saw duduk di dekat kepalanya dan mengatakan
kepadanya,”Masuk islamlah kamu.” Kemudian remaja itu memandang kearah ayahnya
yang ada di dekatnya dan ayahnya pun berkata kepadanya,”Taatilah Abal
Qosim—Muhammad—saw.” Lalu remaja itu pun masuk islam. Nabi pun meninggalkannya
dan bersabda,”Alhamdulillah yang telah menyelamatkannya dari neraka.”
Adapun tentang
mengucapkan salam kepada pasien non muslim maka dilarang bagi anda mengawali
salam kepadanya, berdasarkan sabda Rasulullah saw,”Janganlah kalian mengawali
salam kepada orang Yahudi dan Nasrani.” (HR. Muslim).
Akan tetapi
jika si pasien non muslim itu mengawali salam kepada anda maka cukuplah anda
menjawab dengan “wa alaikum”, berdasarkan sabda Rasulullah saw,”Apabila seorang
ahli kitab mengucapkan salam kepada kalian maka jawablah,’Wa Alaikum.”
(Muttafaq Alaih)
3. Sifat - Sifat Akhlak Islami Yang Wajib di Miliki di Dalam Bidang Keperawatan
Dalam hal
ini dibagi menjadi 15 :
1. Berlaku Benar Sifat
benar adalah akhlak islam yang diperintahkan Allah Swt kepada seorang muslim.
Allah SWT berfirman dalam (Surat At-Taubah 119) “Hai orang-orang yang beriman
bertakwalah kepadaAllah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. Bersabda rasulullah SAW : “Hendaklah kamu berlaku
benar, karena sifat benar akan membawa kepadakebaikan, dan sesungguhnya
kebaikan itu akan membimbing masuk surga, seseorang yang selalu berlakubenar, dan bersungguh-sungguh untuk selalu benar,
sampai ia dituliskan di sisi Allah sebagai Shiddiq(hamba yang sangat
benar)”.(HR. muslim)
2. Menunaikan amanah kepada ahlinya adalah akhlak islam yang diperintahkan
Allah kepada setiap muslim, sesuai dengan
firman Allah SWT yang artinya :” Sesungguhnya Allah menyuruh kamimenggembalikan
semua amanah kepada yang berhak menerimannya “ (QS. An-Nisaa : 53). Nabi
Muhammad SAW dahulu dikenal dikalangan kaumnya dengan gelar “al Amin” (orang
yang jujur). Oleh sebab itu mereka selalu mempercayakan harta mereka kepadanya.
Ketika Allah mengijinkan hijrah ke
Madinah karena kerasnya intimidasi dari orang-orang musyrikin terhadapnya dan
kaum muslimin, beliau baru hijrah setelah mengembalikan semua harta
benda yang dititipkan kepada semua pemiliknya, padahal mereka adalah
orang-orang kafir. Walaupun demikian Islam tetap
memerintahkan mengembalikan semua amanah kepada
pemiliknya.
3. Diantara akhlak Islam yang agung adalah menepati janji. Allah SWT
berfirman yang artinya “ Dan tepatilah janji, karena janji itu akan dimintai pertanggung jawabannya.” (QS Al
Asraa:34dan34). Dan Allah SWT berfirman juga
yang artinya : “Yaitu orng-orang yang mempati janji, dan mereka tiada
menghianati perjanjian.” Menyalahi janji adalah salah satu sifat orang
munafik yang disebutkan Nabi Muhammad SAW.
4. Tawadhu” (merendahkan diri). Diantara akhlaq islami yang mesti
diperhatian oleh seorang muslimah adalah sifat tawadhu.,kepada sesama muslim baik kaya atau miskin. Allah Swt berfirman dalam
(Surat Al-Hijr 88) : “Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang
beriman”.Sabda Nabi saw.”Sesungguhnya Allah
telah memahyukan kepadaku; agar kamu merendahkandiri, sampai tidak ada
seorangpun yang berlaku sombonh dan angkuh terhadap yang lain.” (HR.Muslim).
5. Berbakti kepada Ibu Bapak adalah termasuk akhlak yang mulia, karena
keduanya memiliki hak yang sangat besar pada anak-anaknya, setelah hak
Allah SWT. Allah berfirman yang artinya :
“Dan beribadahlah kepada Allah, Jangan menyekutukan-Nyadengan sesuatu,
dan berbuat baiklah kepada Ibu bapak”. (QS. An-Nisaa’ 36) Allah Swt. Memerintahkan ta’at kepada keduanya,
menyayangi, dan merendahkan diri serta mendo’akan keduanya, Ia berfirman
yang artinya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya,sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".Seorang lelaki pernah datang kepada Nabi saw dan
bertanya : “wahai Rasulullah, siapakahmanusia yang paling berhak saya
temani dengan baik?. Rasul menjawab : “Ibumu”. “Lalu siapalagi?”. Nabi berkata
: “Ibumu”. Laki-laki itu bertanya lagi : “kemudian siapa?”. Nabi menjawab
:“Ibumu”. Ia bertanya lagi : Kemudian siapa?”. Nabi menjawab : “Kemudian
Ayahmu”.Berbakti dan berbuat baik kepada Ibu
Bapak adalah fardu ‘ain menurut kesepakatan kaummuslimin, bukan
sekedar pelengkap yang bersifat anjuran semata.
6. Menyambung Silaturahmi. Di antara akhlak
islami yang diwajibkan adalah menghubungkan
silaturahmi, sebab memutuskannya
dapat menyebabkan pelakunya dilaknat dan terhalang masuk surga.. Yang dimaksud
dengan keluarga (Arham) di sini adalah karib kerabat seperti : Paman, Bibi
(saudaraperempuan ayah atau ibu) dan lain-lain. Allah berfirman yang
artinya : “ Maka apakah kiranya jika kamu
berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?
Mereka Itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga
merekadan dibutakan-Nya penglihatan mereka”. (QS. Muhammad : 22-23).Rasulullah Saw. Bersabda : “Tiada akan masuk surga
orang yang memutuskan hubungankekeluargaan”. (Mutatafaq’alaihi).
7. Di antara akhlak islam juga berlaku baik kepada Orang Lain. Yang paling
berhak mendapatkan kebaikan dan penghargaan adalah yang paling dekat kepadamu. Allah Swt berfirman yang artinya :
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh
” (QS.An-Nisaa’ 36) Nabi Saw.bersabda : ”Jibril selalu memesankan tetangga
kepadaku sehingga saya menduga bahwatetangga akan dijadikannya ahli waris”
(Mutatafaq’alaihi). Dan Nabi saw pernah berkata kepada Abu Zarr ra. : ”Wahai
Abu Zarr, bila enkau memasak maraq(gulai) maka banyakkan kuanya, dan tolong
perhatikan tetangga-tetanggamu”. (HR. Muslim) Seseorang tetap punya hak
kedekatannya dengan kita sekalipun dia orang kafir.
8. Memuliakan tamu adalah akhlak yang dianjurkan
Islam berdasarkan sabda Rasulullah Saw. : “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari
Akherat hendaklah memuliakan tamunya ”.(Mutatafaq’alaihi).
9. Salah satu akhlak Islam adalah Pemurah dan Dermawan. Allah telah memuji
orang yang suka berinfaq lagi pemurah dan dermawan dalam firman-Nya : “Orang-orang yang menafkahkanhartanya di jalan Allah, Kemudian mereka tidak mengiringi apa yang
dinafkahkannya itu denganmenyebut-nyebut
pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima),
merekamemperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS Al Baqarah:
262). Nabi Saw Bersabda : “Barang siapa yang memiliki kelebihan
kendaraan, hendaklah ia berikankepada yang
tidak punya kendaraan, dan siapa yang memiliki kelebihan bekal hendaklah iakembalikan
kepada yang tidak memeiliki bekal”. (HR. Muslim).
10. Di
antara akhlak Islami adalah sifat penyantun, penyabar, pemaaf dan merelakan
kesalahan orang lain serta mau menerima
permohonan maaf orang yang mengakui kesalahannya. Allah Swt berfirman
yang artinya : “Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, Sesungguhnya
(perbuatan )yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS. Asy
Syuuraa : 43) Dan firman-Nya pula : “.... Dan hendaklah mereka mema'afkan dan
berlapang dada. apakah kamutidak ingin bahwa Allah mengampunimu?.” Nabi Muhammad saw Bersabda : “Sedekah tiada akan
mengurangi harta, Allah tiada menambah seorang hamba pemaaf kecuali kemuliaan,
tiada seorangpun yang merendahkan diri karena Allah,melainkan
Ia tinggikan derajatnya”. (HR. Muslim) .Dan beliau bersabda pula : “Kasihinilah
niscaya kamu dikasihi, dan ampunkanlah niscaya kamudiampuni”. (HR. Ahmad).
11.
Mendamaikan pertikaian adalah akhlak Islami yang sangat agung yang dapat
menebarkan cinta, kedamaian dan semangat saling membantu antara sesama manusia.
Allah berfirman yang artinya : “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orangyang menyuruh
(manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian
diantara manusia. dan barangsiapa yang berbuat demikian Karena mencari
keredhaan Allah, Makakelak kami memberi kepadanya pahala yang besar” (QS. An
Nisaa’ : 114)
12. Sifat malu adalah akhlak Islami yang mengajak mencapai kesempurnaan dan
keutamaan serta menghalangi dari sifat-sifat
rendah dan kekejian. Malu yang dimaksudkan adalah malu kepada Allah, bila
seorang muslim dilihatnya dalam maksiat. Demikian juga malu kepada diri
sendiri,yang merupakan ekspresi iman yang
ada dalam hati. Nabi Muhammad saw bersabda : ” Sifat malu tidak mendatangkan
selain kebaikan” (Muttafaq ’alaihi)
13. Di antara akhlak Islami adalah saling kasih dan
sayang, yang sudah lenyap dari jiwa banyak manusia, sehingga hati
mereka menjad keras bagaikan batu atau lebih keras lagi. Sedangkan orang mukmin
bersifat penyayang, merasa iba, mempunyai perasaan yang halus dan mudah
tersentuh, Allah Swt berfirman yang artinya : ” Dan dia (Tidak pula) termasuk
orang-orang yang berimandan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan
untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan
itu) adalah golongan kanan”. (QS Al Balad : 17-18) Nabi Muhammad saw bersabda :
“Perumpamaan orang-orang beriman dalam saling mencintai dan berkasihsayang adalah ibarat satu tubuh, bila salah
satu anggotanya sakit anggota yang lain akan ikutmerasakan tidak tidut
dan sakinya” (HR.Muslim)
14. Di
antara akhlak Islami adalah keadilan yang dapat menebarkan ketentraman jiwa,
menyebabkan langgengnya keamanan dalam
masyarakat, serta terhapusnya segala macam bentuk kejahatan. Allah Swt
berfirman yang artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil danberbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat” (QS. An Nahl : 90). Dan firman-Nya pula: “Dan berlaku adillah
kamu, karena berlaku adil itu lebih ekat kepadaketaqwaan.” Nabi saw
bersabda : “Sesungguhnya orang-orang yang adil di sisi Allah berada di atas
mimbar-mimbar cahaya; yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum mereka,
terhadap keluarga danorang-orang yang mereka pimpin”.
15. Di antara akhlak Islami adalah menjaga kesucian
diri yang dapat mengawal kehormatan, daripercampuran keturunan, Allah
berfirman : ”Hendaklah orang-orang yang belum sanggup menikahmenjaga kesucian
dirinya sampai Allah mengaruniakan kecukupan”.Nabi saw bersabda: ”Jaminlah
olehmu enam perkara, niscaya aku menjamin surga bagimu; apabilaseseorang dari kalian berbicara jangan bohong,
apabila dipercaya jangat berkhianat, apabilaberjanji jangan mangkir,
tundukkanlah pandanganmu, tahanlah tanganmu (dari berbuat dosa) danpeliharalah
kemaluanmu” (HR. Thabarany) Inilah
akhlak-akhlak Islam, tak satupun yang tidak dapat diterima, bahkan ia merupakan
budi pekerti yang mulia yang sesuai
dengan fitrah yang sehat. Jika kaum muslimin konsistendengannya pasti orang-orang akan berlomba-lomba
datang kepada mereka memasuki agamaAllah dengan
berbondong-bondong seperti orang-orang terdahulu
masuk Islam disebabkan baiknya akhlaq dan tingkah laku kaum
muslimin.
4.
Akhlak (Etika) Profesi
Keperawatan dalam Sudut Pandang Islam
Dalam
berbagai aspek kehidupan kita sering menyebutkan etika, namun apa pengertian
etika itu sendiri?
Etika
memiliki beberapa pengertian :
☻ Etika adalah
peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku seseorang
yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan
merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral
☻ Etika
merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi
nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia
berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang
dianutnya.
Etika
profesi keperawatan adalah etika khusus yang mengatur tanggung jawab moral para
perawat.
Profesi
keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti masyarakat
memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang
dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari
tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan
dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak hanya
berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan mempertimbangkan
etika. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika
suatu profesi dalam hubungannya dengan kode etik profesional seperti Kode Etik
PPNI atau IBI.
Moral hampir
sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang benar atau
salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum,
adat dan praktek profesional
Etika dan
moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-prinsip yang
menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk melindungi
hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan
yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar
praktek profesional. (Doheny et all, 1982).
Moral, etika
dan akhlak memiliki pengertian yang sangat berbeda. Moral berasal dari bahasa
latin yaitu mos, yang berarti adat istiadat yang menjadi dasar untuk mengukur
apakah perbuatan seseorang baik atau buruk . Dapat dikatakan baik buruk suatu
perbuatan secara moral, bersifat lokal. Sedangkan akhlak adalah tingkah laku
baik, buruk, salah benar, penilaian ini dipandang dari sudut hukum yang ada di
dalam ajaran agama. Perbedaan dengan etika, yakni Etika adalah ilmu yang
membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan
moralitas. Etika terdiri dari tiga pendekatan, yaitu etika deskriptif, etika
normatif, dan metaetika. Kaidah etika yang biasa dimunculkan dalam etika
deskriptif adalah adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk,
tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Sedangkan kaidah
yang sering muncul dalam etika normatif, yaitu hati nurani, kebebasan dan
tanggung jawab, nilai dan norma, serta hak dan kewajiban. Selanjutnya yang
termasuk kaidah dalam mata etika adalah ucapan-ucapan yang dikatakan pada
bidang moralitas. Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa etika
adalah ilmu, moral adalah ajaran, dan akhlak adalah tingkah laku manusia.
Dengan menggunakan kode etik keperawatan, organisasi profesi keperawatan dapat
meletakan kerangka berfikir perawat untuk mengambil keputusan dan
bertanggungjawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan yang lain, dan kepada
profesi (ANA, 1976). Secara umum tujuan etika profesi keperawatan adalah
menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan
diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan.
Menurut
American Ethics Commission Bureau on Teaching, tujuan etika profesi keperawatan
adalah mampu:
o Mengenal dan
mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan.
o Membentuk
strategi atau cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktek
keperawatan.
o Menghubungkan
prinsip moral atau pelajaran yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan pada
diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan, sesuai dengan
kepercayaannya.
v Perawat
membutuhkan kemampuan untuk menghubungkan dan mempertimbangkan peran prinsip
moralitas, yaitu keyakinannya terhadap tindakan yang dihubungkan dengan ajaran
agama dan perintah tuhan dalam:
o Pelaksanaan
kode prilaku yang disepakati oleh kelompok profesi, perawat sendiri, maupun
masyarakat.
o Cara
mengambil keputusan yang didasari oleh sikap kebiasaan dan pandangan (hal yang
dianggap benar)
v Menurut
Veatch, yang mengambil keputusan tentang etika profesi keperawatan adalah
perawat sendiri, tenaga kesehatan lainnya: dan etika yang berhubungan dengan
pelayanan keperawatan ialah masyarakat atau orang awam yang menggunakan ukuran
dan nilai umum sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Beberapa
pengertian yang berkaitan dengan dilema etik
1.
Etik
Etik adalah
norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku manusia, baik secara
sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah tujuannya ( Pastur
scalia, 1971 )
2.
Etik Keperawatan
Etik
keperawatan adalah norma-norma yang di anut oleh perawat dalam bertingkah laku
dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan lainnya di suatu
pelayanan keperawatan yang bersifat professional. Prilaku etik akan dibentuk
oleh nilai-nilai dari pasien, perawat dan interaksi sosial dalam lingkungan.
3.
Kode Etik Keperawatan
Kode etik
adalah suatu tatanan tentang prinsip-prinsip imum yang telah diterima oleh
suatu profesi. Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan komprehensif
dari profesi yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan
praktek keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga masyarakat,
teman sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan lain, yang berfungsi untuk
Ø Memberikan
dasar dalam mengatur hubungan antara perawat, pasien, tenaga kesehatan lain,
masyarakat dan profesi keperawatan.
Ø Memberikan
dasar dalam menilai tindakan keperawatan
Ø Membantu
masyarakat untuk mengetahui pedoman dalam melaksanakan praktek keperawatan.
Ø Menjadi
dasar dalam membuat kurikulum pendidikan keperawatan ( Kozier & Erb, 1989)
4.
Dilema Etik
Dilema etik
adalah suatu masalah yang melibatkan dua ( atau lebih ) landasan moral suatu
tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi
dimana setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik
ini sukar untuk menentukan yang benara atau salah dan dapat menimbulkan stress
pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan
untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien
atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam
mengambil keputusan. Menurut Thompson & Thompson (1985 ) dilema etik merupakan
suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau
situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Dalam
dilema etik tidak ada yang benar atau yang salah. Untuk membuat keputusan yang
etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan
emosional.
5. Prinsip-Prinsip Moral Dalam Praktek Keperawatan
Prinsip moral merupakan masalah umum
dalam melakukan sesuatu sehingga membentuk suatu sistem etik. Prinsip moral
berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang,
diperlukan atau diizinkan dalam situasi tertentu. ( John Stone, 1989 )
1. Autonomi
Autonomi berarti kemampuan untuk
menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri, berarti menghargai manusia
sehingga memperlakukan mereka sebagai seseorang yang mempunyai harga diri dan
martabat serta mampu menentukan sesuatu bagi dirinya.
2. Benefesience
Merupakan prinsip untuk melakukan
yang baik dan tidak merugikan pasien atau tidak menimbulkan bahaya bagi pasien.
3. Justice
Merupakan prinsip moral untuk
bertindak adil bagi semua individu, setiap individu mendapat pperlakuan dan
tindakan yang sama. Tindakan yang sama tidak selalu identik tetapi dalam hal
ini persamaan berarti mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan
hidup seseorang
4. Veracity
Merupakan prinsip moral dimana kita
mempunyai suatu kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau tidak
membohongi orang lain / pasien. Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam
membangun suatu hubungan denganorang lain. Kewajiban untuk mengatakan yang
sebenarnya didasarkan atau penghargaan terhadap otonomi seseorang dan mereka
berhak untuk diberi tahu tentang hal yang sebenarnya.
5. Avoiding Killing
Merupakan prinsip yang menekankan
kewajiban perawat untuk menghargai kehidupan. Bila perawat berkewajiban
melakukan hal-hal yang menguntungkan (Benefisience ) haruskah perawat membantu
pasien mengatasi penderitaannya ( misalnya akibat kanker ) dengan mempercepat
kematian ? Kewajiban perawat untuk menghargai eksistensi kemanusiaan yang
mempunyai konsekuensi untuk melindungi dan mempertahankan kehidupan dengan
berbagai cara.
6. Fedelity
Merupakan prinsip moral yang
menjelaskan kewajiban perawat untuk tetap setia pada komitmennya, yaitu
kewajiban mempertahankan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien.
Kewajiban ini meliputi menepati janji, menyimpan rahasia dan “caring “.
BAB III
PENUTUP
Dari materi
di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
agama islam mengajarkan kita semua menjadi orang yang berakhlak islam salah
satunya dalam keperawatan.
Kepastian tersebut berdasarkan al-qur’an dan As-sunnah. Dan berlandaskan
sifat – sifat nabi Muhammad SAW yang perlu ditiru karena beliau adalah panutan
umat muslim yang diperintahkan Allah dalam menjalankan agama Islam yang benar
dan baik.
Seseorang perawat tetap harus membantu/ merawat pasien non muslim tapi
harus dalam batasan-batasan yang di anjurkan agama,memberikan bantuan sesuai
yang di butuhkan pasien.
Sebagai perawat muslim hendaknya kita dapat berlaku adil terhadap pasien
baik itu muslim maupun non muslim, dan tidak membeda-bedakan mereka dalam
memberikan layanan kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar